Friday, March 17, 2017

BBM 8 Suatu Hari di Sungai Progo saat Air Pasang

 Senin pagi 16 Januari 2017 di sungai Progo saat air pasang.
Usia senja memacu untuk meninggalkan sesuatu untuk anak cucu berupa cerita abadi yang tak akan usang oleh waktu. Aku ulang pertemuan dengan sepuluh ibu penambang pasir, bedanya pada pertemuan kali ini sungai baru  pasang. Sangat lain situasinya dengan saat air surut dimana kami bisa melenggang bebas turun ke tengah sungai. Sekarang kami cukup di tepi saja. Kiranya ada hikmah tersendiri dari semua ini sehingga bisa tersaji dua cerita di tempat yang sama. BBM 6 saat air surut dan BBM 8 saat air pasang. Semoga cerita sederhana dan apa adanya sebatas kemampuan insan yang sedang proses belajar ini ada manfaatnya dikemudian hari.
Aku turun dari tepi sungai, maju beberapa langkah ke tengah.
Ceesss....ada perasaan lain merambat ke relung hati dari ujung jempol kaki yang basah, mencengkeram kuat bebatuan yang ada agar tidak terpeleset. Aku menoleh ke kanan, senyumku mewakili rasa haru. Dimana kemanapun  aku memandang, terbentang karuniaMu. Bagaimana tidak? dibawah kaki berpijak ini tersimpan rejeki berupa pasir yang warga sekitar tinggal mengambil, menjual dan mendapatkan penghasilan untuk berbagai keperluan hidup.
Saat aku menoleh ke kiri, sama saja. Tetap terhampar anugerahMu.
Bila pasir yang dicari baru tidak ada, maka bebatuan dengan berbagai ukuran tetap laku untuk dijual. Penghasilan pokok beberapa warga sekitar.
Karunia...anugerah...teruntai dalam lantunan doa.
Duh Gusti mugi paringa ing margi kaleresan
Kados margine manungso kang manggih kanikmatan
Sanes margine manungso kang Paduko laknati.
Ya Tuhan tunjukkanlah kami jalan yang lurus. Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang tersesat.Amin.
Saat aku sampai , dua truk ini sudah siap dibibir sungai.
Menunggu tumpukan pasir yang siap dibeli, langsung jadi uang."Bapak-bapak, mohon maaf ya...mengganggu waktu bekerjanya sebentar. Kita abadikan dulu kegiatan disini untuk cerita anak cucu nanti".
Awalnya ragu juga, duduk diatas ban ini.
"Bu, masih berat pasirnya daripada berat ibu yang tak ada seratus kilo".
"Hemm, penjelasan dari yang lebih berpengalaman sudah aku buktikan".
Donat besar itu tetap harus ada yang memegang, kalau tidak...woooww...aku akan hanyut terbawa arus.
Bersukur, acara berjalan lancar dan selamat. Tiada sedikitpun keinginan untuk beraksi, yang aku harap DVD yang tersaji dapat menarik untuk dilihat, didengar dan dimengerti anak cucu.

 Ibu-ibu yang saya hormati, tidak semua gambar yang ada di DVD dapat saya cantumkan di blog ini. Untuk itu perkenankan saya menyampaikan pesan buat anak-anak kita terlebih dahulu.

BUAT ANAK-ANAK IBU

Yang masih duduk di Sekolah Dasar, SMP dan SMA.
Baik dari dusun Plambongan kecamatan Pajangan kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta maupun dilain tempat yang sempat menikmati.
Mari luangkan waktu sejenak untuk belajar bersama. Anak-anakku, apa mimpi kalian kedepan? Mungkin kita perlu tersenyum bersama dahulu, masing-masing kita pasti punya kelebihan beda. Punyailah cita-cita setinggi langit yang penuh bintang. Dan jangan lupa, MENGGAPAI MATAHARI pun bukan sesuatu yang mustahil. Kehangatan mentari sampai terik di siang hari membakar semangat generasi muda. Kumpulkan dari yang sedikit ditambah sedikit ...berkolaborasi menjadi kekuatan DAHSYAT.
Apapun kelebihanmu baik di bidang mata pelajaran, bidang kesenian, kriya dan olah raga ataupun yang lain. Untuk para pelajar SMA, koordinirlah adik-adikmu Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah yang ada di sekitar tempat tinggalmu. Salurkan motivasi positif sehangat mentari pagi. Dukung dan arahkan sesuai minat bakat. Niscaya dusunmu akan TERCERAHKAN bila terisi pemuda-pemuda sepertimu. Memang tak mudah, tetapi kita tak boleh menyerah. Tak ubahnya ibu saat ini, juga dalam proses belajar. Mencari ilmu bermodal sabar dan telaten. Niat baik...niat baik...niat baik...pasti akan dimudahkan. Hanya dengan ilmu kita dapat menang, mengisi dan menjaga negeri. Untuk perubahan pastikan mulai dari diri sendiri. Apakah anakku berdiri di PULAU itu?
KATAKAN YA....
Pulau berkumpulnya pemuda-pemuda pembawa perubahan. Buat lingkungan bahagia dengan hasil karyamu. Untuk membuat bahagia orang lain tak perlu dengan upaya seberat bongkah batu gunung.
MAU BUKTI?
Coba lihat kerikil ini, memang hanya kecil.....kita lempar jauh ke sungai. Riak air akan berpendar di sekelilingnya. Seperti itu pula dampak aksimu....Tebarkan sedikit yang kau mampu. Niscaya kau akan seperti kerikil kecil tadi. Berbagi...membahagiakan orang lebih banyak lagi. Dalam gulir waktu anakku pasti akan menemukan banyak KUNCI di sepanjang jalan. Ambillah mungkin akan berguna dikemudian hari, bukan diwaktu engkau menemukannya. Kunci itu berupa pelajaran, hikmah atau apapun. Nah....ibu yakin, setelah kau menjadi mahasiswa pasti akan berkepribadian tangguh. Siap menjaga negeri dengan ilmu yang berbingkai ahklaq mulia, mampu menjaga harga diri. Menjadi pengisi dunia maya, bukan sekedar mengkonsumsi. Kita harus jadi pelaku, ambil yang positif dan hadirkan karyamu, buah pemikiranmu. Tulis...tulis...tulis...untuk dibaca...baca...baca...banyak orang. Kita generasi tangguh tak akan menyerah, terus maju pantang mundur. Hidup Pemuda Plambongan. Yuk, ikuti proses belajar ibu selanjutnya bersama ibu Ninik selaku Dukuh di Plambongan, bapak Bejo selaku RT dan sepuluh ibu-ibu penambang pasir di sungai Progo.



Ibu Ninik selaku Dukuh di Plambongan dan bapak Bejo selaku RT beserta ibu-ibu penambang pasir yang saya hormati. "Satu tim ini ada sepuluh orang ya bu...".
Terlebih dahulu kita panjatkan puji sukur atas perkenanNYA kita dapat berkumpul pagi ini. Karena ada keperluan lain, bapak Bejo tidak dapat menemani acara ini sampai selesai. Terimakasih bapak Bejo, tadi juga sudah ikut bersama turun ke sungai. Baiklah kita lanjutkan, tadi sudah kita dengarkan bersama rangkaian kata buat anak-anak tersayang. Semoga kita termasuk orang tua yang punya waktu untuk memperhatikan, menjaga kebersamaan dan menjalin komunikasi dengan buah hati. Sebagaimana kita tahu, hanya dalam keluarga yang hangat akan tumbuh generasi mandiri, santun dan berbudi pekerti. Luangkan waktu dan curahkan kasih sayang untuk mereka.

SAKARANG SAAT ANAK-ANAK YANG MENDENGARKAN KITA.

Untuk anak-anak tadi yang perlu ditumbuhkan adalah semangat belajar. Bagi kita sebagai orang tua tentunya lain. Karena di pagi yang cerah ini berada di sungai Progo, yang perlu kita tumbuhkan adalah menjaga keasrian lingkungan, kebersihan dan kelestariannya. Sebagaimana kita tahu sungai ini sumber rejeki bagi sebagian masyarakat sekitar. Terlebih dahulu harus disampaikan bahwa saya tidak punya keahlian dibidang ini. Apa yang saya lakukan semata-mata hanya hobi, ya...senang saja. Ibarat cinta ke ujung dunia pun tetap kan ku cari. Tak ubahnya pagi ini, jauh dari Tamantirto kecamatan Kasihan saya sudah berada di Plambongan untuk mengadakan acara ini. Yuk kita saling bercerita tentang lingkungan semampu kita. Nanti kalau ada hal-hal yang tak mampu kita bahas, bisa kita tanyakan pada ahlinya. Mungkin bisa saya mulai dari ibu-ibu yang memang mata pencahariannya menambang pasir di sungai ini. "Coba apa manfaatnya bu...?". "Ya, silakan dijawab".
"Menghidupi, tak ada pasir tidak dapat uang, tidak belanja, tidak bayar sekolah dan tidak nyumbang".
"Ha...ha...ha...,sedemikian berarti sungai Progo dan pasirnya ya...bu...". Mari bersama kita jaga kebersihannya dengan cara membawa pulang kembali sampah yang kita bawa saat pergi bekerja ke sungai. Umpama ibu membawa bekal roti yang dikemas dengan kantong plastik dan minuman dalam botol plastik. Seyogyanya dibawa pulang kembali tidak dibuang di sekitar sini apalagi di sungai. Kelihatannya sepele ya...ibu, kecil...gampang. Tetapi tidak sesederhana itu, perilaku butuh tahapan panjang untuk berubah. Tetapi ingat seperti yang saya sampaikan pada anak-anak tadi, Ibu bersepuluh saat ini berada di pulau perubahan. Mulai dari diri sendiri, cukup ambil satu kerikil....lempar jauh, riak air akan berpendar. Memotivasi banyak orang, alhasil lusa lingkungan lebih bersih dari hari ini. Semua ciptaanNYA bila diperlakukan dengan baik pasti akan memberi yang lebih baik pula. Lingkungannya lestari asri dan pasirnya pun selalu ada untuk dimanfaatkan warga sekitar. "Oh ya, ini ada tas gombal atau tas dari kain yang ramah lingkungan, silakan dibagi satu-satu. Bisa ibu manfaatkan untuk memulai mengurangi pemakaian plastik. Karena plastik tidak mudah terurai, saat tubuh kita sudah kembali menyatu menjadi tanah, plastik tetap tidak hancur. Silakan ibu Dukuh untuk menyampaikan sepatah kata. "Saya mendukung kegiatan pada pagi hari ini. Semoga kedepan masyarakat lebih peduli menjaga lingkungan khususnya kebersihan sungai Progo, sekecil apapun yang dilakukan pasti sangat berarti untuk jangka panjang".

"Nah, sekarang dilanjutkan dengan berbincang santai,monggo ibu...silakan menyampaikan pengalamannya masing-masing".
Dapat saya simpulkan, mereka pejuang tangguh di malam hari pun berani pergi ke sungai demi mencari nafkah. Ada yang sudah hamil delapan bulan masih berani menambang pasir di sungai tidak takut bayinya lahir saat bekerja. Mereka tim solid yang melengkapi kekurangan satu sama lain untuk tercapainya tujuan. 
.

Terimakasih tiada tara kepada ibu Ninik selaku Dukuh dan bapak Bejo selaku RT beserta ibu-ibu.
Tak lupa terimakasih pada Beta Studio. Acara ditutup dengan doa.