MENABUNG SAMPAH
Foto tanggal 16 Pebruari 2017 di Bank Sampah Gemah Ripah jl. A Yani, Badegan Rt. 12 Bantul, Bantul, Bantul, Yogyakarta.
Catatan kecil dari rumah kami tentang upaya membiasakan diri memilah sampah sejak dari sumbernya, yaitu dari keseharian di rumah. Tampak dalam toples kaca beberapa macam bungkus minuman saset dsb. Bila ada bungkus - bungkus tersebut langsung dipilah dan disendirikan untuk nantinya ditabung di bank sampah. Jadi tidak asal bertumpuk di tempat sampah yang bercampur dengan sampah - sampah
yang lain.
Foto tanggal 28 Juni 2018. Ini buku tabungan yang saya punya. Akan saya tampilkan 25 gambar, termasuk gambar toples diatas. Jadi ini gambar no. 2/25 ya... Buku tabungan sampahnya cantik kan? Tak kalah dengan buku tabungan di bank pada umumnya.
Gambar no. 3/25
Foto tanggal 28 Juni 2018
Lembar pertama dari buku tabungan sampah tertera nama pemilik dan alamat tempat tinggal pemilik.
Lembar pertama dari buku tabungan sampah tertera nama pemilik dan alamat tempat tinggal pemilik.
Gambar no. 4/25
Foto tanggal 28 Juni 2018
Setiap nasabah menabung akan dicatat dikolom setor dan menjadi saldo dalam tabungan tersebut. Tidak langsung diterimakan uang. Ditabung dulu, biar sedikit lama-lama pasti menjadi bukit.
Setiap nasabah menabung akan dicatat dikolom setor dan menjadi saldo dalam tabungan tersebut. Tidak langsung diterimakan uang. Ditabung dulu, biar sedikit lama-lama pasti menjadi bukit.
Gambar no. 5/25
Foto tanggal 28 Juni 2018
Penabung juga akan mendapatkan nota saat menyerahkan sampahnya. Berdasarkan nota tersebut, petugas akan mencatat di buku tabungan dan selanjutnya diberikan pada penabung.
Foto tanggal 28 Juni 2018
Penabung juga akan mendapatkan nota saat menyerahkan sampahnya. Berdasarkan nota tersebut, petugas akan mencatat di buku tabungan dan selanjutnya diberikan pada penabung.
Gambar no. 6/25
Foto tanggal 16 Pebruari 2017
Keren kan? Fasilitas buku yang cantik, tiap menabung diberi nota sebagai bukti tertib administrasi, disambut petugas yang ramah semakin menarik bank sampah ini untuk kita kunjungi.
Foto tanggal 16 Pebruari 2017
Keren kan? Fasilitas buku yang cantik, tiap menabung diberi nota sebagai bukti tertib administrasi, disambut petugas yang ramah semakin menarik bank sampah ini untuk kita kunjungi.
Gambar no. 7/25
Foto tanggal 16 Pebruari 2017
Foto tanggal 16 Pebruari 2017
Petugas bank sampah menerima sampah yang saya setorkan.
Foto tanggal 16 Pebruari 2017
Petugas bank sampah menimbang sampah yang saya setorkan.
Petugas bank sampah menimbang sampah yang saya setorkan.
Gambar no. 9/25Foto 17 Juni 2017
Ini adalah sampah yang sudah dipilah dan siap disetor ke bank sampah. Dalam foto tersebut tertera tanggal 17 Juni 2017, berarti itu adalah sampah di rumah saya dalam kurun waktu sebulan sebelumnya.
Gambar no. 10/25
Foto tanggal 7 Juni 2017Kami berupaya meminimalkan calon-calon sampah yang dibawa pulang ke rumah. Misal terpaksa beli es campur yang menggunakan plastik sebagai wadahnya, maka plastik tersebut dicuci dan dijemur sampai kering. Tampak plastik yang sudah dicuci lalu dijemur dibawah daun palem kipas. Setelah kering disimpan di tempat sampah. Jadi tidak ada tempat sampah yang bau karena semua sampah yang perlu disimpan untuk beberapa waktu (sampai sempat setor ke bank sampah) sudah bersih dan kering.
Gambar no. 11/25
Foto tanggal 8 Juni 2017
Ini adalah sampah yang selesai dipilah dan siap untuk dikemas.
Foto tanggal 8 Juni 2017
Ini adalah sampah yang selesai dipilah dan siap untuk dikemas.
Gambar no. 12/25
Foto tanggal 19 Juli 2018
Tidak semua sampah saya tabung. Bila ada barang yang pemulung masih mau, maka saya berikan pada pemulung. Misal kardus dan botol-botol.
Barang yang sudah tidak terpakai seperti ini memang laku untuk dijual. Namun juga akan lebih bermakna bila kita berikan pada pemulung. Tak seberapa yang kita berikan tetapi pasti terbalas kontan tanpa terjeda. Pemulung akan berucap, " Matur nuwun njih, mugi pun gantos rejeki ingkang langkung kathah, pinaringan saras lahir tuwin manah, wilujeng donyo akhirat sak putro wayah, pareng bu... ". Berlalu membawa senyum lega, meninggalkan titik-titik haru pada orang yang memberinya. Segala sesuatu memang tak dapat diduga, sodakoh sampah berbuah doa tiada tara.
Sampah yang diberikan pada pemulung. Barang ini masih laku untuk dijual.
Foto tanggal 19 Juli 2018
Tidak semua sampah saya tabung. Bila ada barang yang pemulung masih mau, maka saya berikan pada pemulung. Misal kardus dan botol-botol.
Gambar no. 13/25
Foto tanggal 4 Juli 2017Barang yang sudah tidak terpakai seperti ini memang laku untuk dijual. Namun juga akan lebih bermakna bila kita berikan pada pemulung. Tak seberapa yang kita berikan tetapi pasti terbalas kontan tanpa terjeda. Pemulung akan berucap, " Matur nuwun njih, mugi pun gantos rejeki ingkang langkung kathah, pinaringan saras lahir tuwin manah, wilujeng donyo akhirat sak putro wayah, pareng bu... ". Berlalu membawa senyum lega, meninggalkan titik-titik haru pada orang yang memberinya. Segala sesuatu memang tak dapat diduga, sodakoh sampah berbuah doa tiada tara.
Gambar no. 14/25
Foto tanggal 21 Agustus 2017Sampah yang diberikan pada pemulung. Barang ini masih laku untuk dijual.
Gambar no. 15/25
Foto tanggal 21 Agustus 2018Lokasi di teras bank sampah.
Ini sampah yang sudah tidak laku lagi untuk dijual, maka saya tabung di bank sampah.
Gambar no. 16/25
Foto tanggal 21 September 2017Tampak sampah yang akan dipilah.
Gambar no. 17/25
Foto tanggal 21 September 2017Tampak sampah yang sudah dikemas, siap tabung.
Gambar no. 18/25
Foto tanggal 29 Oktober 2017Memilahnya memang nemerlukan ketelatenan dan membiasakan diri. Saya menikmatinya walau tak jarang dibilang aneh. Kurang kerjaan. Berlangganan saja pada tukang sampah, selesai sudah. Nggak ribet. Ssttt... sstt... nggak boleh dibantah dan dieyelin. Semua perlu proses untuk mencintai rutinitas ini.
Gambar no. 19/25
Foto tanggal 1 Desember 2017Sampah berserak yang siap dipilah
.
Sampah yang sudah dipilah. Sudah dikemas. Siap tabung.
Gambar no. 20/25
Foto tanggal 1 Desember 2017Sampah yang sudah dipilah. Sudah dikemas. Siap tabung.
Gambar no. 21/25
Foto tanggal 20 Januari 2018Sampah sudah dipilah dan dikemas, siap ditabung.
Gambar no. 22/25
Foto tanggal 15 Pebruari 2018
Cerita nich, saat berlibur jalan-jalan sendiri 6 hari di bulan Januari sempat bertemu mbak Egli. Aku menginap 2 nalam di rumahnya. Ada sesuatu banget yang aku kagum. Rumah sederhana dengan 2 kamar, putra 2 masih SD. Namun ramahnya sangat bersih. Pagi sore dipel. Semua perabot dilap, termasuk jendela dan pintunya. Kolong tempat tidur bersih. Dapur bersih. Bawah kompor bersih. Kamar mandi bersih. PULANG darisana aku niatkan untuk berubah. Menata kembali sudut-sudut rumah yang berantakan.
Pak Parjo adalah tetangga yang mau membantu membuangkan barang-barang yang sudah tidak diperlukan. Ku buang printer yang kadang hidup kadang mati, blender yang masih bagus tapi hampir tak pernah dipakai (rahasia: aku nggak pandai masak). Bersih-bersih seabrek sampah dibawa Pak Parjo. Matur nuwun njih.
Cerita nich, saat berlibur jalan-jalan sendiri 6 hari di bulan Januari sempat bertemu mbak Egli. Aku menginap 2 nalam di rumahnya. Ada sesuatu banget yang aku kagum. Rumah sederhana dengan 2 kamar, putra 2 masih SD. Namun ramahnya sangat bersih. Pagi sore dipel. Semua perabot dilap, termasuk jendela dan pintunya. Kolong tempat tidur bersih. Dapur bersih. Bawah kompor bersih. Kamar mandi bersih. PULANG darisana aku niatkan untuk berubah. Menata kembali sudut-sudut rumah yang berantakan.
Pak Parjo adalah tetangga yang mau membantu membuangkan barang-barang yang sudah tidak diperlukan. Ku buang printer yang kadang hidup kadang mati, blender yang masih bagus tapi hampir tak pernah dipakai (rahasia: aku nggak pandai masak). Bersih-bersih seabrek sampah dibawa Pak Parjo. Matur nuwun njih.
Gambar no. 23/25
Foto tanggal 15 Pebruari 2018Semoga sehat selalu Pak Parjo. Gerimis tak menyurutkan semangatnya mengangkut sampah beberapa kali.
Gambar no. 24/25
Foto tanggal 15 Maret 2018
Ini kemasan sampah terakhir yang aku tabung. Karena sampai hari ini belum sempat menabung lagi. Sementara Pak Parjo yang membantu membuangnya kalau sudah banyak. Karena prinsip hemat membawa pulang calon sampah ke rumah, membuat sampah kami tidak banyak. Yang organik sudah langsung masuk biopori.
Kesimpulannya :
Tidak mudah mengajak berubah seutuhnya. Maksudnya, memang dalam keluarga sudah terbiasa hemat sampah. Tetapi soal memilah sampai mengantar ke bank sampah menjadi tugas saya. Sementara ini libur dulu nabungnya sampai saya punya kesempatan dan ringan langkah untuk ke bank sampah lagi.
Pinginnya membuat arsip yang runtut, jelas dan rapi. Baru ini yang dapat saya susun. Setidaknya ada manfaatnya buat semangat kedua anak saya.
Ini kemasan sampah terakhir yang aku tabung. Karena sampai hari ini belum sempat menabung lagi. Sementara Pak Parjo yang membantu membuangnya kalau sudah banyak. Karena prinsip hemat membawa pulang calon sampah ke rumah, membuat sampah kami tidak banyak. Yang organik sudah langsung masuk biopori.
Kesimpulannya :
Tidak mudah mengajak berubah seutuhnya. Maksudnya, memang dalam keluarga sudah terbiasa hemat sampah. Tetapi soal memilah sampai mengantar ke bank sampah menjadi tugas saya. Sementara ini libur dulu nabungnya sampai saya punya kesempatan dan ringan langkah untuk ke bank sampah lagi.
Pinginnya membuat arsip yang runtut, jelas dan rapi. Baru ini yang dapat saya susun. Setidaknya ada manfaatnya buat semangat kedua anak saya.
Gambar no. 25/25
Ini adalah pemandangan disamping bank sampah sisi sebelah utara dilihat dari gedung lantai dua. Bagi yang belum pernah singgah, silakan datang. Kanan kirinya masih sawah sehingga pemandangannya masih asri.
Terimakasih Kepada Bapak Bambang Suwerda sebagai Direktur bank sampah Gemah Ripah yang telah mengijinkan saya mengambil beberapa foto dan memperkenankan saya unggah di FB, IG dan Blog sebagai proses belajar menulis saya.